Saya meyakini “kenyataan”
pemahaman nurin ala nurin, cahaya di atas cahaya. Cahaya yang menggerakkan
alam semesta langit dan urusan di bumi, yang terhubung
dengan dimensi Cahayaa dalam diri, yang ditiupkan Sang Pemilik Semesta ke dalam spirit
manusia ketika turun bersama ke dunia untuk "bertugas" dan "mendiami" badan
kasar.
Cahaya dalam diri itulah yang
merupakan kendaraan yang mampu menghubungkan dengang cahaya-Nya semesta alam sekaligus kendaraan untuk
kembali "pulang", nanti. Dimensi cahaya yang juga berfungsi sebagai tempat berkomunikasi dengan Pemilik semesta alam, baik komunikasi searah maupun dua arah.
Cahaya di dalam diri yang memiliki banyak ragam ini mengiringi sang Spirit/jiwa untuk menjalankan takdirnya di dunia. Sang Spirit yang mendiami ragawi kasar harus terus berusaha menemui Sang Cahaya ini melalui lorong-lorong Hati yang berlapis-lapis.
Cahaya di dalam diri yang memiliki banyak ragam ini mengiringi sang Spirit/jiwa untuk menjalankan takdirnya di dunia. Sang Spirit yang mendiami ragawi kasar harus terus berusaha menemui Sang Cahaya ini melalui lorong-lorong Hati yang berlapis-lapis.
Namun dalam perjalanannya,
hubungan mesra spirit dengan Cahaya kerapkali renggang karena sumbatan kehidupan.
Karena makanan pemberian orang tua yang tidak halal, air susu ibu yang “tercemar”,
didikan orang tua yang kurang sesuai dengan kaidah agama, maupun perilaku yang salah yang berulangkali dilakukan hari demi hari akan makin membuat lorong hati tersumbat.
Bila lorong hati tersumbat sudah tersumbat, lapisan pintu terluarnya (sang Qolbu) pun akan ikut tersumbat, berturut-turut psikis hingga pikiran pun akan ikut tersumbat. Belum lagi sumbatan kotoran pada aliran darah, organ tubuh dan kulit, hingga panca indera.
Alhasil, Cahaya yang seharusnya memancar melalui lorong
hati, psikis, dan pikiran serta terhubung ke jantung dan mengalir dalam
darah bersama nafas lantas memancar ke luar melalui lubang-lubang Energi besar (yang juga dikenal sebagai cakra/lubang) dan keluar melalui pori-pori kulit.Bila lorong hati tersumbat sudah tersumbat, lapisan pintu terluarnya (sang Qolbu) pun akan ikut tersumbat, berturut-turut psikis hingga pikiran pun akan ikut tersumbat. Belum lagi sumbatan kotoran pada aliran darah, organ tubuh dan kulit, hingga panca indera.
Cahaya yg bisa terang benderang menyilaukan menerangi rumahnya…dan ketahuanlah “jati diri’ sang hamba yg sudah demikian. “Ya Tuhan, maafkan aku, orang jadi mengetahui hubunganku dg Mu …….”
Cahaya yg sangat ditakuti
mahluk-mahluk Halus…menyingkir dg sendirinya. Gak perlu capek pake jurus-jurus
atau bacaan khusus. Cahaya yg kelak bisa beraneka ragam sifatnya…dan kalau
seorang manusia sedang MIND SET..olah pikiran dengan ikhlas..meniatkan segala
sesuatu….karena berserah..tanpa sengaja keluarlah Cahaya di Bun-bun kepalanya
atau di keningnya… bersamaan dengan niatnya….dan jadilah niat di pikiran
menjadi kenyataan.
Atau orang sakit parah… karena
sudah gak punya uang berobat..makan juga susah. gak ada duit..akhirnya masa
bodoh..berserah..silahkan Tuhan mengambil nyawanya kapan saja….. konsep
totalitas berserah..yg menjadikan Cahaya Penyembuhan menyembur dari dalam dirinya….dan
kagetlah dia…. sembuh.
Apapun itu, kuncinya secara
metafisik.. adalah bagaimana Cahaya itu keluar.. Dan untuk mencapai itu..
lepaskan seluruh sumbatan. Agama menyuruh ibadah (yg teorinya berjilid-jilid
buku) kpd Tuhan, sesama, maupun “menghargai” alam, puasa macem2 adalah memiliki
hakekat… agar sumbatan terlepas. Tanpa pamrih.. mencari imbalan.. baik kpd
Tuhan maupun sesama.. adalah juga melepaskan sumbatan di pikiran.. yg jd sumber
sumbatan.
Untuk mengetahui berapa besar sumbatan di hati, psikis,
pikiran, aliran darah, organ tubuh, kulit, dan lain-lain, bisa dilakukan
siapapun menggunakan Indra Hati, Indra perasa yg paling tajam dan bisa
diajak ngomong.Meditasi / tepekur.. mata dipejamkan.. masuk ke indra hati..kl gak bisa ya niat:
“Saya ingin merasakan indra hati yg paling dalam…” Rasanya nyaman… sedikit berdesir… kenalilah titik itu…gunakan itu. Nyaman..karena di lapisan terdalam..jd cenderung masih bersih. Tanya ke titik itu: “Wahai hatiku.. apakah lapisan hatiku..banyak kotoran/sumbatan…?” Kalau ya, maka akan terjadi perubahan suasana.. bisa sedikit atau extrem…semakin extrem semakin kotor… tandanya hati menjawab: ya..ya..
namun kalau tidak…ya nyaman seperti tadi, tidak ada jawaban. tanya lagi:
“apakah psikis ku banyak kotoran…”
“Apakah pikiranku banyak sumbatan…..”
“Darahku…”
“Organ tubuhku”
“Kulitku..”
“Tanganku….” Kakiku… Mataku… telingaku.
Sesungguhnya.. hati bisa diajak bicara… juga semua organ tubuh yg ada pada kita… Kelak itu semua juga akan besaksi… Mahakosmos, berusaha membersihkan sumbatan itu.. Menemukan walau setitik Cahaya.. dan digunakan utk membersihkan seluruh sumbatan… juga penyakit.
Salam hormat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar