Halaman

Jumat, 19 Oktober 2012

Plat Kehidupan (Mind Set, Spirit set dan Habit) itulah Hakekat Do’a


Salam Sahabat Mahakosmos,

Dalam level energi quanta, apapun sesuatu yang terlihat dan tak terlihat berbahan dasar energi. Dan apapun motif, pikiran, niat, missi, cara pandang dalam diri adalah sesuatu energi yang tertanam dalam badan laksana sebuah chip programming yang menentukan kehidupan.

Agama menyuruh penganutnya untuk selalu berdo’a, yang merupakan afirmasi, sugesti, mantra dalam gelombang pikiran, dilakukan sebaiknya berulang-ulang di kala ibadah atau ingat pada Sang Maha Kuasa tiap saat. Dalam khasanah hukum Law of Attraction, Tarik Menarik, gesekan do’a yang berulang diafirmasikan akan menimbulkan energi dan tertanam dalam diri. Sehingga energi do’a memancar dari dalam dirinya… menarik energi yang sama… tujuan dari do’a tersebut.

Energi yang dihasilkan dalam gesekan kata-kata afirmasi do’a ternyata lebih besar efeknya ketika dalam gelombang pikiran terbawah. Kita mengenal gelombang pikiran Gamma, Beta, Alpha, Tetha dan Delta. Semakin urutan ke bawah, maka gelombang pikiran termasuk kategori level terbawah, yaitu Delta… pikiran bawah sadar, alam tidur lelap tanpa mimpi yang disitulah letak dimensi hati.

Banyak orang yang berbusa-busa berdo’a kesembuhan tidak terkabul, do’a tidak terjadi apa-apa dalam kehidupan. Mengapa? Apakah Tuhan tidak mendengar do’a kita? Atau kita yang gak ngerti rahasia metafisik prosedur Tuhan yang Maha Pengabul yang facility-nya sudah ada dalam diri, sesuai prinsip hukum-hukum universal modern diatas. 

Kelemahan dari orang berdo’a adalah tidak adanya keselarasan antara perkataan, pikiran, perasaan (spirit) dan gerak anggota tubuh (akhlak). Perkataan dalam do’a meminta rejeki… minta kaya…. namun pikiran, perasaan ternyata pesimis, juga habit gerak anggota tubuh juga malas. Bagaimana bisa? Memang cara Tuhan memberi rejeki ibarat jatuh dari langit di atas tempat ibadah, gabruk di depan orang berdo’a?

Banyak dari kita yang habit gerak anggota tubuh sudah bekerja keras, hingga membangunkan ayam jantan di pagi hari… sudah pergi bekerja dan pulang larut malam tatkala orang mau tidur. Namun hasilnya, kok ya begitu-begitu saja. Kenapa? Tuhan pilih kasih? Kok ya orang gak kenal agama, justru kaya dan makmur.

Dalam khasanah metafisik diatas, bisa jadi ada ketidaktahuan dari sang pekerja tersebut, bisa saja habitnya sudah kerja keras, namun tanpa disadari chip programming yang tertanam dalam pikiran, perasaannya adalah pesimis, selalu gagal, pecundang, tidak percaya diri, kesedihan, dan semua energi negative lainnya. Dan semuanya tanpa disadari tertanam dari kehidupan keseharian sejak kecil hingga saat ini. Energi negative itulah yang dominant memancar layaknya Hukum Law of Attraction, dan jadilah begitu.

Berhati-hatilah orang tua yang selalu menanamkan sugesti negatif, pecundang, pesimistis pada anak, karena akan menjadi program untuk anak kedepannya. Seperti: “Nak, kamu ini gak bakat jadi orang kaya, kamu ini keturunan orang susah.” Beratus-ratus kali, orang tua berpola pikir demikian, maka terjadilah sang anak terprogram demikian. Jadi orang susah. Tanpa sadar, sang orang tua telah mendo’akan negative pada anak.

Pola pikir, prasangka negatif, itulah yang tidak pernah disadari tertanam menjadi programming kehidupan yang menentukan masa mendatang. Sesungguhnya do’a yang menjadikan nyata adalah energi yang tercipta itu memancar ke seluruh badan, tertanam dalam pikiran, perasaan dan habit gerak anggota tubuh.

Berprasangka positif, pikiran positif, perasaan (spirit) positif dan kebiasaan gerak anggota tubuh yang juga positif sukses akan menimbulkan gabungan energi keselarasan. Memancar demikian kuat, dan menarik energi yang sama. Positif dan Sukses. Marilah kita tanamkan bangsa ini selalu positif dan selaras dengan dirinya sendiri, sesama dan alam semesta, juga kepada Tuhannya. Kebahagiaan, ketentraman sempurna di dunia dan setelahnya.

Dalam Program Mahakosmos, inilah salah satu tujuan yang ingin dicapai… mencabut chip program negatif dan menanamkan chip program positif yang saling selaras dalam pikiran, perasaan dan gerak anggota tubuh (ahlak) melalui olah rasa hati.
Salam Ikhlas,
Mas Kris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar